Prajurit Tanam Harapan di Tengah Bumi Cenderawasih: Ketika Seragam Loreng Menyemai Masa Depan Papua

3 days ago 11

PAPUA - Di jantung Intan Jaya yang sunyi namun sarat potensi, hadir sekelompok prajurit dengan misi yang lebih dari sekadar menjaga kedaulatan. Di bawah langit Pos Mamba, sepuluh personel Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 500/Sikatan, yang dipimpin oleh Serda Kateno, menjalankan misi kemanusiaan dan ketahanan pangan yang menggugah hati: menyulap lahan kosong menjadi ladang harapan. Senin 19 Mei 2025.

Lewat program Binter Teritorial Terbatas (Bintertas), para prajurit bukan hanya hadir sebagai penjaga batas negara, tetapi juga sebagai agen perubahan yang membantu mewujudkan swasembada pangan di wilayah yang selama ini dikenal dengan akses terbatas dan tantangan geografis yang ekstrem.

Pemandangan luar biasa terlihat di Pos Mamba. Tangan-tangan yang terbiasa menggenggam senjata kini dengan sabar mengolah tanah, menanam bibit, dan menyemai semangat kemandirian. “Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi inspirasi dan mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan tidur menjadi sumber kehidupan, ” ujar Serda Kateno, penuh semangat.

Program ini bukan sekadar implementasi kebijakan. Ini adalah wujud nyata kolaborasi TNI dengan masyarakat Papua dalam membangun masa depan yang mandiri. Dukungan penuh pun datang dari Panglima Komando Operasi TNI Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, yang menyatakan:

“Ketahanan pangan adalah fondasi penting bagi kemandirian wilayah. Apa yang dilakukan para prajurit ini bukan hanya soal hasil panen, tetapi tentang menanam harapan, menyemai kepercayaan, dan menuai masa depan.”

Apa yang dilakukan prajurit Yonif 500/Sikatan di Pos Mamba adalah gambaran nyata bahwa tugas menjaga negeri tak hanya di garis depan pertempuran. Di balik loreng mereka, tersembunyi ketulusan hati yang menyatu dengan tanah Papua. Mereka menjadi sahabat, guru, sekaligus pelopor perubahan.

Dari ladang yang dulu terbengkalai, kini tumbuh asa. Dari kehadiran prajurit, lahir inspirasi.

Papua tidak hanya dijaga, tapi juga dibangun oleh mereka yang tak hanya mengangkat senjata, tetapi juga cangkul dan doa.

Autentikasi:

Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

Read Entire Article
Pertanian | | | |