TEMANGGUNG - Di bawah terik matahari pagi yang mulai meninggi, tiga orang tampak serius memeriksa hamparan tembakau rajangan yang sedang dijemur di atas anyaman bambu. Salah satunya adalah prajurit TNI berpakaian loreng lengkap dengan topi rimba, berdiri berdampingan dengan dua warga desa yang berprofesi sebagai petani tembakau. Jari-jemari mereka sesekali menyentuh rajangan daun kering itu, memastikan kualitasnya tetap prima.
Pemandangan ini terjadi di sebuah desa penghasil tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Kehadiran TNI di tengah petani bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk nyata dukungan terhadap sektor pertanian khususnya komoditas tembakau yang menjadi tulang punggung ekonomi warga.
Komandan Kodim 0706/Temanggung, Letkol Inf Hermawan Adi Nugroho, M.Han., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program TNI untuk membangun kedekatan dengan masyarakat sekaligus membantu meningkatkan kualitas produksi pertanian.
“Tembakau Temanggung punya nama besar hingga tingkat nasional. Kualitasnya harus dijaga mulai dari proses penanaman, panen, sampai pengolahan pasca-panen. Kita ingin memastikan para petani mendapatkan hasil terbaik, ” ujarnya. Senin (11/8/2025).
Bagi warga, pendampingan dari TNI membawa angin segar. Mereka merasa mendapat motivasi sekaligus bimbingan dalam mengelola hasil panen. “Kami senang ada yang ikut memantau dan memberi masukan. Tembakau itu butuh ketelitian, apalagi di proses penjemuran. Kalau terlalu lembab atau terlalu kering, kualitasnya bisa turun, ” kata Sutarto (52), petani setempat.
Tembakau Temanggung dikenal memiliki aroma khas dan kadar nikotin yang tinggi, membuatnya banyak diminati pabrikan rokok kretek ternama. Namun, menjaga kualitasnya bukan perkara mudah. Proses penjemuran harus tepat waktu, biasanya dilakukan mulai pagi hingga sore dengan sesekali membalik rajangan agar kering merata.
Selain memberikan motivasi, prajurit TNI juga membantu mengedukasi petani mengenai teknik penyimpanan dan pemasaran agar hasil panen dapat dijual dengan harga optimal. “Kita ingin petani tidak hanya memproduksi, tapi juga punya daya tawar yang kuat di pasar, ” tambah Letkol Hermawan.
Sinergi antara TNI dan petani ini diharapkan menjadi contoh bahwa sektor pertanian dapat berkembang pesat jika ada dukungan lintas elemen. Bagi Temanggung, tembakau bukan sekadar komoditas, melainkan bagian dari identitas budaya dan sejarah. Dan di bawah sinar matahari yang memanaskan rajangan hari itu, tersimpan harapan besar bahwa aroma harum tembakau Temanggung akan terus menguar hingga ke pasar-pasar nasional, bahkan mancanegara.
(Pendim 0706/Temanggung)