Ketua DPD JNI Pangkep Tinjau Rencana Perkebunan Pepaya: Potensi Ekonomi Rp 300 Juta dari Kampung Kalamesue

3 weeks ago 22

PANGKEP — Pepaya bukan lagi sekadar buah konsumsi harian, namun kini dilirik sebagai komoditas unggulan yang menjanjikan secara ekonomi. Hal ini terlihat dari inisiatif warga Desa Bara Batu, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, yang mulai merancang penanaman ratusan pohon pepaya secara terstruktur.

Berdasarkan hasil pemetaan awal, berencana menanam sekitar 300 pohon pepaya di atas lahan miliknya. Dengan perhitungan sederhana, jika satu pohon pepaya bisa menghasilkan 200 buah dan dijual dengan harga Rp 5.000 per buah, maka total pendapatan bisa mencapai Rp 300 juta selama masa produktif pepaya.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jurnalis Nasional Indonesia (JNI) Cabang Kabupaten Pangkep, Herman Djide, meninjau langsung lokasi rencana perkebunan pepaya tersebut pada Minggu (13/4/2025). Ia didampingi oleh Hasanuddin Jafar, pengurus DPD JNI yang juga aktif mendorong penguatan sektor pertanian di wilayah kampung Kalamesue 

Kunjungan tersebut diterima oleh Koordinator JNI Desa Bara Batu, Alimuddin, serta seorang warga bernama Abdullah yang menjadi inisiator rencana penanaman pepaya di kampung Kalamesue, Mereka menyampaikan niat dan strategi yang tengah dirancang bersama masyarakat setempat.

Menurut Herman Djide, potensi pertanian lokal seperti ini sangat layak untuk didukung, terutama di tengah upaya meningkatkan ekonomi masyarakat dan naiknya kebutuhan pangan segar. “Ini langkah yang konkret dan visioner. Pepaya bisa menjadi sumber penghasilan yang sangat menjanjikan jika dikelola dengan baik, ” ujarnya.

Herman menegaskan bahwa DPD JNI Pangkep siap mendorong eksposur kegiatan seperti ini agar bisa mendapat perhatian dari pihak pemerintah dan swasta. “Sebagai jurnalis, kita punya tanggung jawab bukan hanya memberitakan, tapi juga memfasilitasi komunikasi antara masyarakat dengan pemangku kebijakan, ” kata Herman.

Ia juga menekankan pentingnya pendampingan teknis dari dinas terkait agar proses budidaya pepaya berjalan optimal. Mulai dari penyediaan bibit unggul, pelatihan pengolahan hasil panen, hingga bantuan pemasaran. “Jangan sampai potensi besar ini terhambat hanya karena kurangnya pendampingan, ” tambahnya.

Koordinator JNI Desa Bara Batu, Alimuddin, mengungkapkan bahwa masyarakat sangat antusias dengan proyek ini. Selain karena kemudahan menanam pepaya, hasilnya bisa dirasakan dalam waktu relatif singkat. “Kami ingin tunjukkan bahwa kampung kecil seperti Kalamesue pun bisa punya andil besar dalam ekonomi desa, ” ucapnya.

Abdullah, pemilik lahan kebun, menyampaikan bahwa inisiatif ini lahir dari keprihatinan melihat lahan-lahan tidur yang tidak dimanfaatkan maksimal. Ia berharap program ini bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain di Pangkep. “Kalau satu pohon saja bisa hasilkan ratusan ribu rupiah, bayangkan kalau satu kebun penuh, ” katanya.

Selain dari aspek ekonomi, pepaya juga memiliki nilai gizi tinggi dan manfaat kesehatan, menjadikannya komoditas yang dibutuhkan oleh berbagai lapisan masyarakat. Karena itu, menurut Herman, proyek ini bukan hanya soal cuan, tapi juga kontribusi terhadap ketahanan pangan lokal.

Kehadiran Ketua DPD JNI di lokasi perkebunan menjadi semangat baru bagi warga yang selama ini hanya bertani dalam skala kecil. Dengan sinergi antara komunitas, jurnalis, dan lembaga, diharapkan akan muncul gerakan-gerakan serupa di berbagai kecamatan lainnya.

Langkah yang dimulai dari sebuah kampung kecil ini, bisa menjadi tonggak perubahan bagi sektor pertanian Pangkep yang lebih produktif dan berdaya saing. Dan seperti yang dikatakan Herman Djide, “Inilah waktunya petani kecil bicara besar.” ( Herman Djide)

Read Entire Article
Pertanian | | | |